Semua orang mengetahui apa itu perubahan. Namun tak banyak orang yang bisa menempatkan perubahan dengan makna yang positif dan berubah ke arah yang lebih baik. Seorang yang sukses dalam hidupnya, ia selalu berusaha mencari serta memanfaatkan peluang dan selalu keluar dari zona nyamannya. Ia selalu melakukan hal-hal di luar dari kebiasaannya dan berani mencoba hal yang baru. hal yang terpenting untuk memilih dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik tentunya dibutuhkan kejernihan dan kesucian hati sebelum mencari dan menemukan kebenaran, yaitu kebenaran yang sesuai dengan kehendak Tuhan Sang Pencipta. Ikutilah suara hati kepunyaan-Nya Al-Asmaul Husna dan selalu berpegang prinsip karena Allah, sebelum menentukan pilihan,kepentingan dan prioritas. “ Tiadakah mereka melakukan perjalanan di muka bumi,sehingga mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka mengerti, dan mempunyai telinga yang dengan itu mereka mendengar? Sungguh, bukanlah matanya yang buta, tapi yang buta ialah hatinya yang ada dalam (rongga) dadanya.” (QS Al-Hajj : 46).
Semoga saya khususnya dan kita semua bisa menjaga hati ini untuk selalu berpegang prinsip karna Allah dan berusaha men-zero kan hati (mensucikan hati). Dan semoga Allah memudahkan serta membimbing hati ini untuk mendapatkan cahaya-Nya. Karena “Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya (Allah) adalah seperti rongga dalam dinding,dalam (rongga) itu ada pelita. Pelita itu dalam (bola) kaca. Kaca itu laksana bintang berkilau, dinyalakan dengan (minyak) dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun (yang tumbuh) tidak di timur dan tidak di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir berkilau dengan sendirinya, walaupun tiada api menyentuhnya. Cahaya di atas cahaya. Allah menuntun kepada cahaya-Nya, siapa (saja) yang Ia berkenan. Dan Allah membuat perumpamaan bagi manusia. Allah mengetahui segala.” (QS. An-Nur : 35).
Di Dunia ini kita terlahir dalam keadaan suci dan fitrah, tidak memiliki kepentingan apapun, wajah yang polos, senyumnya yang indah, matanya bersinar dan pipi yang menggemaskan. Begitu tak Nampak wajah kesombongan, egoisme, pendendam, dan marah. Seiring waktu berjalan kini pun kita tumbuh dewasa dengan berbagai bentuk karakter dan fisik. Ada yang baik dan ada pula yang kurang baik, itu semua tergantung kita memilih jalan yang mana? Dan memilih lingkungan yang seperti apa? Alangkah indahnya diri kita senantiasa berihram, di mana kita layaknya seorang bayi yang baru saja lahir. Selayaknya kita harus menjaga dan merawat kesucian dan kebeningan hati yang telah Allah berikan kepada kita semua. Sehingga kita terjaga dari kesucian, melepaskan segala kepentingan yang membelanggu kita, jabatan atau pangkat, prestasi, sudut pandang, hidup yang konsumtif dan materialistik, sehingga tak sadar diri kita merasa sombong dan angkuh. Naudzubillah..
Dalam haji atau umroh kita harus berihram, di mana kita tidak memandang satu sama lain berbeda, akan tetapi dari semua perbedaan itu kita satu dan sama sebagai seorang hamba yang menghamba kepada Tuhannya, tidak memandang lemah orang lain dan tidak pula membeda-bedakan satu sama lainnya. Semoga kita semua diberikan kemudahan untuk senantiasa berihram dalam menjalani gerbong kehidupan ini. Karena dalam perjalanan hidup manusia di dunia pasti ada banyak rintangan dan tantangan, sehingga tak jarang kita selalu di hadapkan dengan berbagai permasalahan dan merasakan kejenuhan dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari yang pada akhirnya manusia mengalami titik jenuh yang sangat berarti. Oleh karena itu Allah SWT memberikan waktu luang dan kesempatan untuk hambanya berhenti dan menenangkan diri sejenak yaitu berwukuf dalam perintah haji wukuf diartikan diam, di mana kita diperintahkan untuk berdian diri. Oleh karena itu dengan padatnya aktivitas sehari-hari, kita harus memiliki waktu untuk menenangkan diri, berdian dan berfikir sejenak. Di mana seorang hamba memiliki waktu untuk berdo’a, bertafakkur, curhat dengan Sang Maha Rahman dan Rahim. Mendekatkan diri pada Sang Pencipta, karena kita adalah seorang hamba yang tak lepas dari pertolongan dan pengawasan Allah SWT.
Bisa kita manfaatkan dan pergunakan hari libur untuk berhenti sejenak dan tidak memikirkan rutinitas pekerjaan dunia. kita gunakan waktu-waktu istirahat/luang untuk beribadah, mendekatkan diri pada Allah SWT. Mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada setiap hambanya, yang hidup maupun yang mati. Merenungkan atas segala penciptaan langit dan bumi. “ (Yaitu) orang yang berzikir memuji Allah sambil berdiri, duduk, dan (berbaring) di sisinya, dan berpikir tentang penciptaan langit dan bumi, “Tuhan kami, tiada sis-sia Kau menciptakan ini semua! Maha Suci Engkau! Lindungilah kami dari azab api (neraka).” (QS Ali ‘Imran (Keluarga Imran) 3:191
Menyadari atas segala salah dan dosa yang telah kita perbuat, serta memohon ampun seraya bertaubat dari segala dosa yang Nampak maupun yang tidak Nampak sekali pun. “sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha melihat”. Selanjutnya kita melakukan wukuf yang dalam ibadah haji merupakan puncaknya ibadah haji. Bahkan, keabsahan ibadah haji adalah wukuf di Arafah Al Hajju Arafah ( Haji itu Arafah). Tidak ada ibadah haji tanpa wukuf, karna wukuf merupakan salah satu rukun dari haji serta wukuf merupakan simbolisasi totalitas ketundukan dan kepasrahan diri manusia kepada Allah Swt, yaitu manusia telah berada di titik nol. Apabila hati kita bersih dan zero. Maka Dial ah An-Nur (Allah) yang maha cahaya akan selalu senantiasa memancarkan cahaya-Nya ke dalam hati hambanya yang akan selalu menuntun setiap nafas dan langkahnya. Setelah kita memiliki bekal iman,islam dan ihsan serta berusaha untuk mensucikan hati. Lakukanlah lotar jumrah, seolah-olah kita membuang segala belenggu-belenggu yang ada pada diri kita. Lakukan dan keluarkan segala potensi yang ada pada diri kita untuk senantiasa bergerak dan melakukan hal-hal yang bermanfaat serta menjalani aktivitas yang penuh dengan rasa ikhlas, bersyukur, sehingga mendatangkan barokah-Nya.Aamiin..
The post Menggapai sukses dengan Spiritual Haji appeared first on Travel Umroh Yang Bagus Terbaik di Jakarta.